Assalamu'alaikum Wr. Wb
Sepanjang sejarah, manusia telah berhasil mengatasi berbagai
masalah hidup yang terkadang nampak berat. Namun kematian tetap merupakan
sesuatu yang tidak dapat dielakkan. Setiap yang hidup di muka bumi ini dengan
tujuan apa pun, pasti akan mati. Manusia hanya diberi usia tertentu dan
kemudian akan mati. Ada yang mati ketika masih muda, bahkan saat masih bayi.
Ada yang melalui beberapa fase dalam hidupnya dan menemui kematian setelah usianya
bertahun-tahun. Bahkan seorang manusia yang memiliki segalanya baik itu tanah,
kekayaan, kedudukan, popularitas, kemuliaan, kepercayaan maupun ketampanan tak
akan dapat menghindari kematian. Tanpa kecuali, semua manusia tak berdaya
ketika menghadapi datangnya kematian sebagai suatu kepastian.
Ada fakta-fakta tentang alam baka dan hari perhitungan, yang juga
didukung oleh kesaksian orang-orang yang hidup setelah mengalami kematian.
Kembalinya seseorang setelah dinyatakan mati secara medis (mati suri) telah
membawa orang yang mengalaminya melihat betapa tak berartinya tubuh manusia,
melalui fakta-fakta tertentu yang disaksikannya. Kematian yang dinyatakan
secara medis dan pemakaman akan menanti tiap-tiap kita, oleh karenanya
seharusnyalah kita merenungkannya.
“Saat kematian terjadi, jiwa terpisah dengan raga meninggalkan
tubuh yang tanpa daya. Seperti halnya makhluk hidup yang mengganti kulit
mereka, ia meninggalkan kulit luarnya dan berproses menuju kehidupan
sebenarnya.”
Namun, cerita tentang tubuh manusia yang tetap tertinggal di dunia
kadang lebih penting, terutama apa saja yang terjadi dengan tubuh tersebut,
daripada mempertanyakan apa itu pantas terjadi pada tubuh manusia….
Apakah Anda pernah berpikir secara detail tentang apa yang terjadi
pada tubuh seseorang ketika ia mati?
Suatu saat kita akan mati. Mungkin dengan cara yang tidak pernah
kita duga sebelumnya. Mungkin saat di toko untuk membeli makanan, sebuah mobil
menabrak kita. Atau, penyakit yang sangat fatal mengakibatkan kematian kita.
Atau sederhananya jantung kita akan berhenti berdetak tanpa alasan apapun.
وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهِ
وَيُرْسِلُ عَلَيْكُمْ حَفَظَةً حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ
تَوَفَّتْهُ رُسُلُنَا وَهُمْ لَا يُفَرِّطُونَ
Dan Dial ah dzat yang berkuasa atas segala makhluqNYA, dan
mengirimkan malaikat penjaga untuk kalian sehua hingga telah dating masa
kematian dan mereka tidak pernah membangkang ( Q.s. Al-An’am, : 61 )
DETIK-DETIK KEMATIAN
Mulai detik itu, kita tak memiliki hubungan apa pun dengan tubuh
ini. Kita akan menjadi " sendiri", sementara tubuh kita kemudian
hanya akan menjadi seonggok daging biasa. Setelah kematian, orang lain akan
membawa tubuh kita. Kemudian orang-orang akan menangis dan berkabung. Lalu
tubuh tersebut akan dibawa ke rumah mayat sekalipun di malam hari. Hari
berikutnya kuburan segera digali. Tubuh kita yang tak bernyawa kini sangat kaku,
akan dimandikan dengan air yang dingin. Sementara itu, tanda-tanda kematian
segera nampak di mana beberapa bagian tubuh mulai memucat.
Kemudian, mayat ini akan dibungkus dengan kain kafan dan
diletakkan di peti mayat. Mobil jenazah telah siap membawa peti tersebut,
berjalan menuju ke pemakaman, hidup seperti di jalanan. Ketika melihat mobil
jenazah yang lewat, beberapa orang akan nampak berkhidmad, tetapi kebanyakan
berlalu begitu saja dengan kesibukan mereka masing-masing. Setiba di pemakaman,
peti jenazah akan diusung oleh orang-orang yang mencintai kita atau tampak
mencintai kita. Kemungkinan besar, orang-orang yang mengitarinya akan menangis
dan meratap lagi. Kemudian orang-orang berdatangan dengan satu tujuan yakni,
pemakaman. Di atas batu nisan. nama kita akan dipahatkan. Kemudian mayat kita
akan diangkat dari peti mayat dan diletakkan ke dalam lubang yang telah digali.
Pendo'a akan berdo'a untuk kita. Akhirnya, orang-orang dengan sekop akan mulai
menutup mayat kita dengan tanah yang juga akan mengenai kain kafan. Tanah
menyentuh mulut kita, leher, mata dan hidung. Dan akhirnya menimbun seluruh
kain kafan. Akhirnya pemakaman selesai, dan orang-orang meninggalkan pemakaman.
Semuanya kembali sunyi. Beberapa orang akan datang untuk berziarah dalam
sela-sela waktu mereka untuk kita yang telah dimakamkan. Tak ada lagi hidup
yang penuh arti. Rumah yang indah, orang yang cantik, alam yang mempesona sudah
tidak ada artinya lagi. Tubuh kita sudah tidak akan bertemu dengan seorang
teman pun. Mulai itulah, satu kepastian yang menimpa mayat adalah tanah, ulat
belatung dan bakteri akan menggerogotinya.
Saat dipendam tubuh kita mengalami proses pembusukan yang sangat
cepat yang disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal tubuh tersebut.
Setelah mayat kita diletakkan di kuburan, dengan cepat bakteri dan
serangga yang berkembang biak di dalam mayat karena tidak adanya oksigen, akan
memulai kerjanya. Gas-gas yang dikeluarkan organisme tersebut akan masuk ke
dalam mayat, mulai dari perut, merubah bentuk dan penampilannya. Gumpalan darah
keluar dari mulut dan hidung karena desakan gas dari rongga perut. Seperti
proses penggerogotan, rambut, kuku, lidah dan telapak tangan akan lepas semua.
Bersamaan dengan itu pula terjadi perubahan dalam tubuh seperti paru-paru,
jantung dan hati yang akan mengalami pembusukan. Dalam waktu yang berbarengan,
pemandangan yang sangat mengerikan terjadi di perut, di mana kulit tidak dapat
menahan lagi tekanan gas yang semakin mendesak dan akhirnya jebol, menebarkan
bau yang sangat busuk. Mulai dari tengkorak, otot-ototnya lepas dari bagiannya
masing-masing. Kulit dan jaringan lunak juga akan tercerai berai semua. Otak
akan membusuk hingga nampak seperti tanah liat. Proses akan terus berlanjut sampai
seluruhnya tinggal tulang belulang.
Tubuh itu kita bayangkan sebagai diri kita, akan hilang secara
mengerikan dan bentuknya tak dapat dikenali lagi. Maka ketika kita meninggalkan
kewajiban ibadah kita, cacing, serangga dan bakteri di dalam tanah akan
menghancurkan mayat kita begitu saja.
Jika kita mati karena kecelakaan dan tidak dikuburkan, apa yang
terjadi akan lebih tragis lagi. Mayat kita akan dimakan ulat belatung, seperti
potongan daging yang diletakkan pada temperatur ruangan dalam waktu yang lama.
Sampai akhirnya ulat belatung memakan habis potongan daging yang terakhir,
mayat kita hanya tinggal tulang belaka.
Demikianlah, manusia yang diciptakan dalam
bentuk paling sempurna, akhirnya menjadi bentuk yang paling mengerikan, dan
memang begitulah kenyataannya.
وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَنْ تَمُوتَ
إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ كِتَابًا مُؤَجَّلًا وَمَنْ يُرِدْ ثَوَابَ الدُّنْيَا
نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَنْ يُرِدْ ثَوَابَ الْآخِرَةِ نُؤْتِهِ مِنْهَا وَسَنَجْزِي
الشَّاكِرِينَ
Dan tiada
makhluk yang mati kecuali atas kehendak Allah, sebagaimana ketentuan yang telah
ditentukan, barang siapa yang menginginkan pahala di akhirat kami akan
memberikan nya, barang siapa yang menginginkan pahala di dunia kami pula akan
memberikannya. (Q.s. Ali Imron : 145)
0 komentar :
Posting Komentar